Warung Makan Mbah Oerip 59 Special Ayam Goreng Jago Menggoyang Lidah

Ada sensasi berbeda dari ayam goreng Mbah Oerip 59 ini. Tekstur dagingnya lebih lembut dan rasanya bikin ketagihan.

Pemilik warung makan ini Karsono (46) sengaja menyajikan menu spesial daging ayam jago untuk memberikan ciri khas pada warung yang baru dibukanya sebulan lalu itu. Pertimbangan lain, daging ayam jago lebih sehat karena rendah kolesterol.

Warung Makan Mbah Oerip 59 yang terletak di Dusun Madesan Somokaton Ngluwar Kabupaten Magelang ini ternyata menyajikan makanan olahan dari daging ayam jago. Dengan beraneka jenis sambal, namun yang khas adalah jenis sambel ijo dari cabai rawit yang rasanya sangat fantastik di lidah.

Warna tekstur daginya sendiri sudah terlihat istimewa. Bagaimana tidak olahan rempah-rempah khusus yang dicampurkan saat memasaknya, ditambah parutan jahe dan rempah alami lainnya membuat lidah anda bergoyang.

Jangan lupa disediakan juga sebagai pendamping kuah santan kuning yang bisa anda siramkan ke atas nasi ataupun ayam gorengnya. Tentunya ini sesuai selera anda sendiri.

Jenis menu yang ditawarkan adalah goreng rempah. Satu paket ayam jago jumbo yang terdiri nasi, sayuran, sambal dan minuman dibanderol harga Rp.50.000. Tersedia juga paket lain dengan ukuran yang lebih kecil dan harga menyesuaikan. Dalam sehari, saat ini mereka baru menghabiskan dua hingga tiga ekor ayam jago.

Menu yang disajikan ini diolah oleh sang istri, Dwi Nuryanti, 43. Ayam jago yang dimasak dari jenis ayam kampung. Mereka bekerjasama pedagang ayam untuk terus mendapatkan suplainya. Ayam yang digunakan biasanya berusia 1-1,5 tahun dengan bobot rata-rata 2,5 kg per ekor.

Anda pasti sudah membanyangkan bagaimana rasanya. Silahkan saja mencobanya di Warung Makan Mbah Oerip 59 yang jaraknya enam km dari Raya Jogja-Magelang, kalu dari Jogja, di traffic light Semen Salam, belok ke kiri (selatan). Setelah Pasar Ngluwar, ada pohon beringan, masuk ke kiri (timur). Nah, Warung Makan Ayam Goreng Mbok Oerip ada di kanan jalan. Warung ini buka setiap hari pukul 08.00 hingga 20.00 WIB.

Karsono mengaku sengaja menempati lahan depan rumahnya untuk warung makan, karena ia masih ingin mengenalkan usahanya pada warga lokal. Jika dianggap responnya baik, ia baru akan berencana menambah lokasi yang lebih mudah dijangkau. (bsn)